Hasil imbang 1-1 di pertandingan Filipina vs Thailand jadi mimpi buruk buat timnas Indonesia. Hasil itu membuat Timnas Indonesia dipastikan tidak dapat lolos ke semifinal Piala AFF 2018.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia mesti menelan kenyataan pahit di Piala AFF 2018. Team Garuda mesti tersingkir dari turnamen sepak bola sangat bergengsi di Asia Tenggara itu, bahkan juga di saat mempunyai satu pertandingan tersisa di babak penyisihan group.
Keadaan ini mengundang bekas pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, membuka suara. Alfred, yang saat ini ada di Austria, tidak lama sesudah Timnas Indonesia dipastikan tersingkir menyusul hasil imbang 1-1 pada pertandingan Filipina kontra Thailand, Rabu malam (21/11/2018).
Menjadi pelatih Timnas Indonesia dalam tiga edisi Piala AFF (2010, 2014, dan 2016), Alfred cukup memahami seluk-beluk sepak bola Indonesia.
Dia sempat mencicipi pahit dan manis bersama dengan Team Merah-Putih. Tampil di final, walau pada akhirnya gagal jadi juara, pada Piala AFF 2010 dan 2016, dan sempat juga merasakan terdepak dini dari Piala AFF 2014.
"Tentunya saya masih tetap begitu tertarik dengan sepak bola Indonesia, terpenting Liga 1 dan khususnya, mengenai Timnas Indonesia. Saya masih terkait dengan beberapa pengamat sepak bola Indonesia, mereka yang memberikan saya info terkini tentang situasi sepak bola di Indonesia," tutur Alfred.
"Benar-benar begitu disayangkan, Timnas Indonesia tidak dapat melaju ke semi final pada Piala AFF tahun ini," imbuhnya.
Pria 69 tahun ini menyebutkan cukup sulit melakukan evaluasi atas penampilan Timnas Indonesia dari jauh. Akan tetapi, dia merasa semenjak dirinya meninggalkan Timnas Indonesia, tidak ada prestasi bagus sesuai dengan keinginan yang dicatat Team Garuda, baik sewaktu dilatih Luis Milla maupun terkini, Bima Sakti.
Cuma, dia menyatakan, situasi seperti itu bukan kemudian digunakan untuk menyalahkan seseorang.
Dia menjelaskan, membawa gaya ala Spanyol ke sepak bola Indonesia mungkin berkesan mengagumkan, tapi dalam opininya, hal tersebut tidak cukuplah efektif. Masalahnya pemain Timnas Indonesia mesti menyesuaikan dengan strategi maupun sistem latihan.
Walau sebenarnya, masalah terbesarnya adalah pemain Indonesia, khususnya deretan pemain muda, tidak memperoleh pelatihan atau pendidikan yang sama halnya dengan pemain-pemain muda di Eropa.
Alfred menambahkan, memercayakan tempat pelatih kepala timnas pada figur muda potensial akan tetapi belum berpengalaman, dianggapnya begitu berisiko dan pantas dipertanyakan.
Di lain sisi, Alfred menuturkan dia baru saja meneken kontrak menjadi pundit di Fox Sports Asia yang bermarkas di Singapura. Mulai Januari 2019, bekas pelatih Timnas Vietnam itu akan ada bersamaan penyelenggaraan Piala Asia 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar